Penulis : M Said Marsaoly Ilustrasi: Garuda mencengkeram Naga Cinta Garuda sesungguhnya adalah cinta manusia kepada bumi, cinta yang menghidupkan. Tapi naga tak pernah benar-benar lenyap. Ia hanya berganti rupa. Kita menyebutnya oligarki. Indonesia merdeka delapan puluh tahun. Saya teringat cerita Garuda—burung perkasa yang turun melawan naga—setelah menonton The Guardian of Nusantara karya Alffy Rev, Once Mekel, Sudjiwo Tejo, dan Novia Bachmid. Video itu, yang tayang setahun lalu di kanal Youtube itu, masih terasa relevan di usia bangsa ini yang kian renta. Sebab mitos, seperti sejarah, tak pernah selesai. Ia selalu kembali, menagih makna baru di zaman yang berbeda. Dalam kisahnya, Garuda tak hanya lambang kekuatan. Ia melawan naga demi menyelamatkan ibunya dari perbudakan. Dari sana kita tahu, asal-usul Garuda bukanlah mengenai tahta, tapi cinta—cinta anak pada ibunya, cinta yang menolak diperbudak. Ibunya adalah bumi, rahim kehidupan. Dari tanah yang lembap tumbuh tanaman, dari...