Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2025

Halmahera Korban Nikel Kapitalis

 Oleh: Smengit Koropon Ilustrasi : halmahera dalam cengkraman kapitalis babi         Kerusakan alam yang terjadi di Halmahera hari ini sungguh sangat keterlaluan. Sebuah pulau dengan luas 17.780 km² di jarah dengan begitu brutalnya. Program pemerintah   atas nama hilirisasi dalam hal ini, telah mempercepat proses pembongkaran daratan Halmahera, secara habis-habisan, atas nama pertumbuhan ekonomi kelas penguasa ini mengorbankan alam di Halmahera demi cipratan profit kapitalis. Betapa bengisnya kelas penguasa kita hari ini.   Bahkan dalam laporan Jatam tercatat sekitar 127 ijin usaha pertambangan (IUP) seluas 655.581,43 H. dan 12 titik smelter di maluku utara. Bahkan 62 IUP di antaranya tambang nikel seluas 239.737,35 H. yang tersebar di Halmahera Timur, Halmahera Tengah, dan Halmahera Selatan. Kita menyaksikan ijin usaha pertambangan yang di lepaskan di halmahera, guna mengeruk habis sumberdaya alam tidaklah main-main. Bahkan sering kali ber...

REFLEKSI KEMERDEKAAN

Penulis: Smengit Koropon Ilustrasi: Pejabat korup          Dalam perayaan Hut RI yang ke-80 tahun di Istana Merdeka 17 Agustus 2025. yang di warnai oleh lagu tabola bale yang menghiasi akhirnya pengibaran sangsaka merah putih, mulai dari Presiden sampai peserta upacara, sangat asoy bergoyang dengan merdunya. bahkan sampai di pelosok desa dan kelurahan juga tak luput dari suasana Kemerdekaan. di desa desa anak-anak dan pemuda di ajak berpartisipasi dalam peringantan Hut RI.    Lantas kita bertanya apakah refleksi kemerdekaan hanya sebatas menghormat bendera dan kegiatan serimonial belaka? ataukah hanya mengingat masa-masa heroik perjuangan di masa lalu mengusir penjaja? sering kali kita di ajak berpartisipasi dalam kegiatan Kemerdekaan tampa di beri tau akan makna arti Kemerdekaan yang sesunguhnya. hari ini, memang kita suda Merdeka dari kolonial Belanda semerdeka-merdekanya, namun penjajahan yang kita masuki telah berubah 180 derajat, penjajahan oleh ...

80 Tahun: garuda, Naga dan Lain-lain

Penulis : M Said Marsaoly  Ilustrasi: Garuda mencengkeram Naga Cinta Garuda sesungguhnya adalah cinta manusia kepada bumi, cinta yang menghidupkan. Tapi naga tak pernah benar-benar lenyap. Ia hanya berganti rupa. Kita menyebutnya oligarki. Indonesia merdeka delapan puluh tahun. Saya teringat cerita Garuda—burung perkasa yang turun melawan naga—setelah menonton The Guardian of Nusantara karya Alffy Rev, Once Mekel, Sudjiwo Tejo, dan Novia Bachmid. Video itu, yang tayang setahun lalu di kanal Youtube itu, masih terasa relevan di usia bangsa ini yang kian renta. Sebab mitos, seperti sejarah, tak pernah selesai. Ia selalu kembali, menagih makna baru di zaman yang berbeda. Dalam kisahnya, Garuda tak hanya lambang kekuatan. Ia melawan naga demi menyelamatkan ibunya dari perbudakan. Dari sana kita tahu, asal-usul Garuda bukanlah mengenai tahta, tapi cinta—cinta anak pada ibunya, cinta yang menolak diperbudak. Ibunya adalah bumi, rahim kehidupan. Dari tanah yang lembap tumbuh tanaman, dari...

Membaca Ulang The Empty Seashell sebagai Semiotika Ekstraktivisme di Teluk Buli

Penulis : M Said Marsaoly   Judul: The Empty Seashell: Witchcraft and Doubt on an Indonesian Island Penulis: Nils Bubandt Penerbit: Cornell University Press, 2014 Tebal: ± 320 halaman ISBN: 978-0-8014-7945-8 (paperback) Saya mengenal Nils Bubandt saat masih duduk di bangku SMP. Orang Buli, karib menyapanya dengan “Mister”. Setiap kali berpapasan di jalan, sapaan yang terdengar selalu sama: “ Mister fan manca ?”—Tuan mau ke mana? Tapi yang membuat kami kagum, terutama bagi orang Buli Asal, adalah kefasihannya berbahasa Buli. Bahkan di kalangan anak muda sekarang, tidak semua mampu berbicara sefasih Nils Bubandt. Kefasihan itu tak hanya kemampuan bahasa, melainkan cermin dari kedalaman pergaulannya dengan orang Buli, yang kelak terwujud dalam karya etnografinya  The Empty Seashell: Witchcraft and Doubt on an Indonesian Island. *** Nils Bubandt, antropolog asal Denmark, menghabiskan lebih dari dua dekade meneliti kampung pesisir Buli di Halmahera Timur. Karyanya  The Emp...