Oleh : R. Marsaoly Ilustrasi esai. oleh; Canva Ai Pulang pada rahim, kita bisa lahir kembali: sebagai manusia yang lebih adil, lebih bijak, dan lebih siap merawat semesta. Kita semua datang dari rahim. Sebuah ruang hening, hangat, dan gelap, tempat di mana denyut pertama kehidupan berdetak. Rahim adalah awal mula semua hal yang kita kenal sebagai dunia: tubuh, jiwa, cinta, bahkan kekacauan. Dan di rahim perempuanlah, semesta mengenal makna “ada”. Perempuan tidak hanya mengandung kehidupan, tapi mengandung keberlanjutan. Bukan sekadar perantara biologis dari satu generasi ke generasi lainnya. Perempuan, penjaga semesta kecil di dalam tubuhnya yang melahirkan dunia. Maka, menyebut perempuan sebagai rahim semesta bukanlah metafora semata, tapi pengakuan pada kenyataan paling purba dan paling fundamental dari kehidupan manusia. Di dalam rahim perempuan, semesta bersembunyi sebelum ia lahir ke dunia. Di tubuhnya, sejarah tumbuh dan takdir dipahat. Dalam kebudayaan Timur, perempuan bahkan di...